MAKALAH KONSERVASI AIR
EFEK TANAMAN MANGROVE TERHADAP TSUNAMI
DOSEN
PEMBIMBING
Diyanti,
ST,MT.
DISUSUN
OLEH
Chintya
Adelika Nababan (18316198)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
KATA PENGANTAR
Tidak
lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen Softskill mata pelajaran
Penulisan dan Presentasi yang diajarkan oleh Ibu Diyanti, ST, MT. yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah
ditentukan.
Meskipun
saya mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan makalah ini,
namun saya menyadari bahwa di dalam makalah yang telah saya susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga saya mengharapkan saran
serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya maklah lain yang lebih baik
lagi. Akhir kata, saya berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.
Depok,
3 November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
....................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALA ................................................................................6
1.3 TUJUAN ......................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................7
2.1 PENGERTIAN MANGROVE ....................................................................7
2.2 FUNGSI MANGROVE ...............................................................................8
2.3 ANALISIS EFEK MANGROVE TERHADAP TSUNAMI .......................8
2.3.1 Hutan Mangrove Positif Aspek .................................................................8
2.3.2 Hutan Mangrove Negatif Aspek ...............................................................9
2.4 METODE VEGETATIF PADA MANGROVE ...........................................9
BAB III PENUTUP ................................................................................................12
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................12
3.2 SARAN ........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Konservasi sumber daya air adalah usaha untuk memelihara
keberadaan, sifat dan fungsi, serta keberlanjutan sumber daya air supaya
senantiasa tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai guna memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sekitar 17.500 pulau dengan
panjang pantai sekitar 81.000 km, sehingga negara kita memiliki potensi sumber
daya wilayah pesisir laut yang besar. Ekosistem pesisir laut merupakan sumber
daya alam yang produktif sebagai penyedia energi bagi kehidupan komunitas di
dalamnya. Selain itu ekosistem pesisir dan laut mempunyai potensi sebagai
sumber bahan pangan, pertambangan dan mineral, energi, kawasan rekreasi dan
pariwista. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem pesisir dan laut merupakan aset
yang tak ternilai harganya di masa yang akan datang. Ekosistem pesisir dan laut
meliputi estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang, ekosistem
pantai dan ekosistem pulau-pulau kecil. Komponen-komponen yang menyusun
ekosistem pesisir dan laut tersebut perlu dijaga dan dilestarikan karena
menyimpan sumber keanekaragaman hayati dan plasma nutfah. Salah satu komponen
ekosistem pesisir dan laut adalah hutan mangrove.
Hutan bakau atau yang biasa dikenal dengan istilah Mangroove
merupakan salah satu jenis hutan yang meskipun tidak selebat dan sebesar hutan
lindung, ternyata memiliki banyak fungsi untuk menjaga daratan dari pasang
surut air laut. Tumbuhan mangrove sendiri memang kebanyakan berada di pinggir
pantai yang berbatasan langsung dengan laut. Hutan mangrove juga biasanya
sering diistilahkan sebagai penjaga pantai, karena memang secara harafiah hutan
mangrove merupakan hal pertama yang akan menjaga pantai atau pun daratan dari
air laut. Secara ekologis hutan mangrove dapat menjadi penahan abrasi atau
erosi, gelombang atau angin kencang, pengendali intrusi air laut dan tempat
habitat berbagai jenis fauna. Ekosistem mangrove, baik secara sendiri maupun
secara bersama dengan ekosistem padang lamun dan terumbu karang, berperan
penting dalam stabilisasi suatu ekosistem pesisir, baik secara fisik maupun
secara biologis.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makala ini yaitu
sebagai berikut :
1.
Apa fungsi dari
tumbuhan mangrove?
2.
Bagaimana ilustrasi
efek mangrove pada tsunami?
1.3
TUJUAN
Tujuan penulis membuat
makala ini adalah
1. Untuk
mengetahui apa saja fungsi yang ada pada tumbuhan mangrove
2. Untuk
mengetahui ilustrasi efek mangrove terhadap tsunami
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANGROVE
Hutan mangrove
adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang
surut air laut, sehingga lantai hutannya selalu tergenang air. Menurut Steenis
(dalam Harianto, 1999), hutan mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh
diantara garis pasang surut. Hutan mangrove merupakan sebutan umum yang
digunakan untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropis yang didominasi
oleh beberapa spesies pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan
untuk tumbuh dalam perairan asin.
Sedangkan menurut
Soerianegara mendevinisikan hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di daerah
pantai, biasanya terdapat di daerah teluk dan di muara sungai yang dicirikan
oleh:
1.
tidak
terpengaruh iklim
2.
dipengaruhi
pasang surut
3.
tanah
tergenang air laut
4.
tanah
rendah pantai
5.
hutan
tidak mempunyai struktur tajuk.
Hutan mangrove
dibedakan dengan hutan pantai dan hutan rawa. Hutan pantai yaitu hutan yang
tumbuh disepanjang pantai, tanahnya kering, tidak pernah mengalami genangan air
laut ataupun air tawar. Ekosistem hutan pantai dapat terdapat disepanjang pantai yang curam di atas garis
pasang air laut. Kawasan ekosistem hutan pantai ini tanahnya berpasir dan
mungkin berbatu-batu. Sedangkan hutan rawa adalah hutan yang tumbuh dalam kawasan
yang selalu tergenang air tawar. Oleh karena itu, hutan rawa terdapat di daerah
yang landai, biasanya terletak di belakang hutan payau.
2.2 FUNGSI MANGROVE
Fungsi
ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik (menjaga garis pantai agar tetap
stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut, mempercepat
perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah), fungsi biologis (tempat pembenihan
ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung,
habitat alami bagi berbagai jenis biota) dan fungsi ekonomi (sumber bahan
bakar, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan bangunan, makanan,
obat-obatan & minuman, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk,
produksi kertas & tannin.
Hutan mangrove
memiliki fungsi salah satunya yang sangat mencolok yaitu hutan mangrove secara
mencolok mengurangi dampak negatif dari bencana tsunami di pesisir pantai
berbagai Negara di Asia. Hal ini terjadi karena adanya jenis tanaman mangrove
yaitu Rhizophora. Rhizophora memantulkan, meneruskan dan menyerap energi
gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami
ketika menjalar melalui rumpun Rhizophora (bakau). Hutan mangrove mengurangi
dampak tsunami melalui dua cara, yaitu: kecepatan air berkurang karena
pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume air dari gelombang
tsunami yang sampai ke daratan menjadi sedikit karena air tersebar ke banyak
saluran (kanal) yang terdapat di ekosistem mangrove.
2.3 ANALISIS EFEK MANGROVE TERHADAP
TSUNAMI
Kegunaan serta
keefektifan perlindungan Mangrove Forest terhadap bencana tsunami belum
dipahami secara menyeluruh (relatively poorly understood)
2.3.1 Hutan Mangrove Positif Aspek
Ditinjau dari aspek
positifnya, hutan bakau dapat berfungsi untuk mengurangi abrasi pantai dan
berperan sebagai penghalang alamiah terhadap typhoon, cyclones, hurricanes dan
tsunami. Mangrove trees species that inhabit lower tidal zones dapat menahan atau mengurangi gelombang
dengan akar yang memiliki tinggi 30cm sampai 1m dari circumference. Pepohonan
yang ada pada kawasan Hutan Bakau dapat
melindungi daratan dari hempasan angin dan memperthankan sedimen tanah pada
akarnya yang menjaga kemiringan pantai sehingga dapat menyerap kekuatan dari
tidal waves.
Dalam beberpa “EXPERIMEN” yang dilakukan oleh
EqTAP menunjukan bahwa melalui analis permodelan bahwa Mangrove dengan luas
100m dan didalamnya terdapat 30 batang pohon akan dapat mengurangi kecepatan
aliran tsunami sebesar 90%(Mangroves Natural Defences Againts Tsunamy, Env
ironmental Justice Fondation).
2.3.2 Hutan Mangrove Negatif Aspek
Hutan mangrove
ternyata ditemukan aspek negatifnya, seperti pada tsunami yang terjadi di NAD
merupakan salah satu Tsunami terbesar sepanjang sejarah dan tidak ada yang
dapat mengurangi kekuatannya. Hutan Bakau
dengan kondisi yang tidak terwat dengan tingkat kerimbunan yang rendah
(jarak antar pepohonan berjauhan) akan tersapu tsunami dan dapat menjadi
“proyektil” yang dilontarkan bersama gelombang tsunami menghancurkan segala
sesuatu yang ada dihadapannya dan menjadi penyebab hilanya nyawa dan rusaknya
fasilitas infrastruktur.
2.4 METODE VEGETATIF PADA MANGROVE
Untuk melakukan
penilaian efek tsunami, diberikan beberapa ilustrasi yaitu apabila terjadi
tsunami yang relatif kecil, dengan ketinggian <3m, maka hutan mangrove dapat
menahan hantaman tsunami sehingga tidak mencapai areal pemukiman. Selain aspek
tsunaminya yang kecil, juga ketinggian dan kerapatan mangrove perlu
diperhitungkan. etapi apabila tsunami yang terjadi sangat besar, seperti yang terjadi
di Aceh tahun 2004 yang mencapai 28 m, maka mangrove tidak akan mampu menahan
terjangan tsunami. Ketinggian mangrove bisa mencapai 3-10 m, dan tidak
signifikan untuk membendung arus tsunami hingga 20-30m. Akibatnya mangrove akan
tercerabut dari akarnya dan ikut beterbangan bersama air dan justru menjadi
“proyektil” bagi pemukiman yang diterjang. Air justru akan membawa massa yang
lebih banyak, dan akan semakin merusak.
Kemungkinan lain,
mangrove tidak mengalami kerusakan, walaupun tsunami yang datang jauh lebih
tinggi. Mangrove “dilompati” oleh tsunami tetapi tidak mengalami kerusakan.Tapi
apa yang terjadi? Mangrove menjadi semacam “dam’ yang membendung arus balik.
Air yang menerjang daratan, kemudian akan mengalir kembali ke lautan. Tetapi karena
ada hutan mangrove yang masih rapat dan bagus, maka akses menjadi terhambat.
Hal itu mengakibatkan areal pemukiman yang dilanda tsunami semakin lama
terendam.
Gambar 2.1 Efek pohon mangrove
terhadap tsunami
Kemampuan Hutan Bakau Dalam
Menghadapai Tsunamy Tergantung Pada
1.
Karakter
Tsunami
a.
Energy
gelombang.
b.
Tinggi
Gelombang.
c.
Bathymetry
(Topografi dasar laut)
d.
Topografi
Pantai
2.
Karakter
Hutan Bakau
a.
Lebar
Hutan Bakau.
b.
To
A Lesser Extend.
c.
Tinggi
Tanaman Bakau.
d.
Kerapatan
Hutan Bakau.
Spesies Pohon Yang
ada. Hutan Bakau akan menjadi lebih kuat menghadapi tsunami jika didukung oleh
adanya green belt of other trees,
vegetated coastal dunes, sea grass bed dan gugusan karang
Ketinggian mangrove
rata-rata pada kawasan mangrove alami di Teluk Bintuni, Papua Barat adalah 10
m. Ketinggian ini adalah cukup, untuk membendung ketinggian gelombang tsunami
antara 10-15 m.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fungsi
ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik (menjaga garis pantai agar tetap
stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut, mempercepat
perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah), fungsi biologis (tempat pembenihan
ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung,
habitat alami bagi berbagai jenis biota) dan fungsi ekonomi (sumber bahan
bakar, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan bangunan, makanan,
obat-obatan & minuman, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk,
produksi kertas & tannin.
Hutan mangrove hanya efektif untuk mencegah dampak buruk tsunami apabila:
1.
Ketinggian tsunami yang terjadi <3m
2.
Hutan Mangrove terawat dengan baik
Sedangkan apabila tsunami yang terjadi sangat besar (20-50m), maka hutan
mangrove justru akan merugikan. Karena mangrove akan rusak dan menjadi
“proyektil” bagi pemukiman yang dilanda tsunami, dan menimbulkan kerusakan yang
lebih besar.
3.2 SARAN
Mangrove merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah untuk mengurangi dampak dari tsunami, saran dari penulis adalah hutan mangrove sebaiknya bisa dilestarikan atau bisa juga melakukan kegiatan reboisasi didaerah tempat yang rawan terhadap tsunami.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.umy.ac.id/restufaizah/efek-mangrove-terhadap-ancaman-tsunami/
https://nawarsyarif.blogspot.com/
https://worldofnaveezha.wordpress.com/2013/04/07/makalah-hutan-mangrove/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar