PROSES MASUK
DAN MENYEBARNYA AGAMA HINDU-BUDDHA DI
INDONESIA
Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia melalui
kontak perdagangan. Pada awalnya, orang-orang India bersikap aktif dalam
perdagangan tersebut. Hal ini menurut Claudius Ptolomeus (Yunani) didorong oleh
kekayaan Indonesia akan emas, perak, cengkih, dan lada yang menarik para
pedagang mancanegara. Hubungan perdagangan ini telah berlangsung sejak sekitar
abad ke-5 M.
Bukti adanya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia sebagai
berikut.
1. Adanya arca Buddha bergaya amarawati (gaya India Selatan)
di Sempaga, Sulawesi Selatan, dan di Jember. Arca di Sempaga merupakan yang
tertua. Selain itu, ditemukan pula arca bergaya gandhara (India Utara) di Bukit
Siguntang (Sumatra Selatan) dan Kota Bangun, Kutai.
2. Adanya prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta
di Kutai dan Tarumanegara.
3. Adanya penganut agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
4. Berkembangnya seni patung di Indonesia.
5. Penggunaan istilah warmansebagai nama raja seperti di
India.
6. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
7. Penggunaan bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa dalam
kehidupan masyarakat.
8. Adanya sistem kemaharajaan.
9. Adanya kitab-kitab sastra yang bercorak Hindu.
A. Masuknya Kebudayaan
Hindu ke Indonesia
Proses dan waktu kapan masuknya
agama Hindu ke Indonesia sampai sekarang masih menjadi perdebatan di antara
para sejarawan. Setidaknya terdapat lima teori, yang masing-masing pendapat
sesungguhnya saling menguatkan. Adapun teori - teori tentang masuknya Hindu ke Indonesia
adalah sebagai berikut:
(1) Teori Brahmana, mengatakan
bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah orang-orang Hindu berkasta brahmana.
Para brahmana yang datang ke Indonesia merupakan tamu undangan dari raja-raja
penganut agama tradisonal di Indonesia. Ketika tiba di Indonesia, para brahmana
ini akhirnya ikut menyebarkan agama Hindu di Indonesia. Ilmuan yang mengusung
teori ini adalah Van Leur
.
(2) Teori Waisya, mengatakan
bahwa yang telah berhasil mendatangkan Hindu keIndonesia adalah kasta waisya,
terutama para pedagang. Para pedagang banyak memiliki relasi yang kuat dengan
para raja yang terdapat di kerajaan Nusantara. Agar bisnis mereka di Indonesia
lancar, mereka sebagai pedagang asing tentunya harus membuat para penguasa
pribumi senang, dengan cara dihadiahi barang-barang dagangan. Dengan demikian,
para pedagang asing ini mendapat perlin- dungan dari raja setempat. Di tengah tengah
kegiatan perdagangan itulah, para pedagang tersebut menyebarkan budaya dan agama Hindu ke tengah-tengah masyarakat
Indonesia. Ilmuwan yang mencetuskan
teori ini adalah N.J. Krom
.
(3) Teori Ksatria, mengatakan
bahwa proses kedatangan agama Hindu ke Indonesia dilangsungkan oleh para
ksatria, yakni golongan bangsawan dan prajurit perang. Menurut teori ini,
kedatangan para ksatria ke Indonesia disebabkan oleh persoalan politik yang
terus berlangsung di India sehingga mengakibatkan beberapa pihak yang kalah
dalam peperangan tersebut terdesak, dan para ksatria yang kalah akhirnya mencari
tempat lain sebagai pelarian, salah satunya ke wilayah Indonesia. Ilmuan yang
mengusung teori ini adalah C.C. Berg Dan Mookerji.
(4) Teori Arus Balik,
mengatakan bahwa yang telah berperan dalam menyebarkan Hindu di Indonesia
adalah orang Indonesia sendiri. Mereka adalah orang yang pernah berkunjung
ke India untuk mempelajari agama Hindu dan Buddha. Dipengembaraan
mereka mendirikan sebuah organisasi yang sering disebut sanggha. Setelah
kembali di Indonesia, akhirnya mereka menyebarkan kembali ajaran yang telah
mereka
dapatkan di India. Pendapat ini dikemukakan oleh F. D
. K . Bosch
(5) Teori
Sudra,Teori ini mengatakan bahwa kebudayaan Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh para kaum sudra,dalam hal ini adalah kaum-kaum terbawah.
Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah Von Van Faber. Von Van Faber ini menyatakan bahwa penyebaran
agama hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta sudra.
Alasannya karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan dan hanya hidup
sebagai budak sehingga mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah
kehidupannya.
B. Masuknya Kebudayaan Budha ke Indonesia
Masuknya
agama Buddha di Indonesia terjadi sekitar awal abad pertama atau saat
dimulainya perdagangan melalui jalur laut. Kerajaan Srivijaya (Sriwijaya)
merupakan asal mula peranan kehidupan Agama Buddha di Indonesia, dimulai pada
zaman Srivijaya di Suvarnadvipa (Sumatera) pada abad ke-7. Hal ini terlihat
pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan
perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha di
sana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa,
Dharmapala, seorang Profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut
agama Buddha yang berasal dari India Selatan.
C. Pengaruh Budaya India (Hindu-Budha) di
Indonesia
1.
seni
bangunan
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam
bidang arsitektur atau seni bangunan dapat kita lihat dengan jelas pada
candi-candi. Ada perbedaan fungsi antara candi dalam agama Hindu dan candi
dalam agama Buddha. Dalam agama Hindu, candi difungsikan sebagai makam. Adapun
dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan.
2.
seni
rupa
Seni rupa Nusantara yang banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni pahat atau ukir
dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding
candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, Beberapa candi memiliki relief yang
melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab kesusastraan
ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap daerah memiliki keunikan. Relief di
Jawa Timur bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi).
Adapun relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang
dalam sehingga memberi kesan tiga dimensi. Pada masa Kerajaan Majapahit, relief
di Jawa Timur meniru gaya Jawa Tengah dengan memberikan latar belakang pemandangan
sehingga tercipta kesan tiga dimensi
3.
seni
sastra
Berkembangnya pengaruh
India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Bahasa Sanskerta
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan sastra Indonesia.
Prasasti-prasasti awal menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia, seperti
yang
ditemukan di Kalimantan Timur, Sriwijaya, Jawa Barat, Jawa Tengah.
Prasasti itu ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Karya sastra
terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayan dan Mahabarata. Adanya
kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya
sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia:
a. Arjunawiwaha, karya Mpu
Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan Airlangga.
b. Sotasoma, karya Mpu
Tantular
c. Bharatayudha, karya Mpu
Sedah dan Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
d. Gatotkacasraya, karya Mpu
Panuluh disusun pada aman kerajaan Kediri.
e. Arjuna
Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusun pada aman
kerajaan Majapahit.
f. Negarakertagama, karya Mpu
Prapanca disusun pada aman kerajaan Majapahit.
g. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya
Mpu Tanakung yang disusun pada aman kerajaan Majapahit
4. sistem pemerintahan
Salah satu contoh nyata pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia adalah perubahan sistem pemerintahan. Sebelum pengaruh Hindu-Buddha
masuk ke Indonesia, struktur sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-suku
dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsip primus inter pares . Setelah pengaruh
Hindu-Buddha masuk, system pemerintahan ini berubah menjadi kerajaan.
Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan raja. Raja dan keluarganya
kemudian membentuk kalangan yang disebut bangsawan.
5. sistem kepercayaan
Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat
masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses
akulturasi, agama
Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan
agama Hindu, agama
Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan
sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah. Sebabnya
adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap
semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak diskriminatif).
Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi
pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.
6. Sistem perdagangan dan transportasi
Dalam berbagai prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa
pada abad ke-5 Masehi, bangsa Indonesia telah mampu turut serta dalam
perdagangan maritime internasional Asia. Perkembangan ini dipicu pula oleh perkembangan
teknologi transportasi pelayaran. I-Tsing, musafir dan pendeta Buddha dari Cina
yang mampir ke Indonesia pada abad ke-7 dalam perjalanannya ke India dengan menumpang
kapal milik Sriwijaya, mengatakan bahwa pada awalnya bangsa Indonesia memang
telah akrab dengan dunia pelayaran, meski baru terbatas pada pulau-pulau yang
berdekatan. Alat transportasi yang digunakan adalah kapal cadik berukuran
kecil. Bersamaan dengan munculnya kerajaan kerajaan besar, seperti Sriwijaya,
Singasari, dan Majapahit, mulailah dikenal teknologi pembuatan kapal-kapal yang
lebih besar dan pelayaran yang dilakukan dapat menjangkau jarak yang lebih jauh.
Bangsa Indonesia jadi dapat berperan lebih aktif dalam perdagangan internasional
dengan berlayar sendiri ke negara-negara yang biasanya berdagang dengan Indonesia.
Hal ini tergambar dalam relief candi Borobudur. Tiga jenis kapal yang digambarkan
dalam relief tersebut adalah perahu lesung, kapal besar tidak bercadik, dan
kapal bercadik.
7. Sistem penguasaan tanah
Tanah dalam lingkungan sebuah kerajaan secara umum menjadi
milik kerajaan. Namun, pengolahan atau pemanfaatan diserahkan kepada rakyat
yang hidup dalam lingkup kerajaan tersebut. Hak pemanfaatan lahan ini disebut
hak anggaduh, artinya rakyat hanya dipinjami tanah oleh raja. Tanah garapan itu
dapat dipindahtangankan kepada rakyat lainnya dalam lingkup kerajaan yang sama
dan hak anggaduh tersebut dapat digunakan secara turun temurun. Akan tetapi,
jika sewaktu-waktu raja memintanya kembali, misalnya, untuk keperluan pendirian
candi atau bangunan milik kerajaan atau suatu kepentingan umum lainnya, rakyat
tidak dapat menolak.
8. Sistem pajak
Pengembangan dan jaminan kelangsungan suatu kerajaan tentu
memerlukan biaya. Biaya ini diambil dari hasil perdagangan, pertanian, dan
pungutan pajak kepada rakyat. Pajak dipungut oleh pejabat di tingkat daerah
dari desa desa yang ada di wilayahnya. Setiap habis panen, pajak tersebut wajib
diserahkan pada kerajaan. Di tingkat pusat, ada petugas khusus yang bertugas
mencatat luas tanah di wilayah kerajaan untuk dijadikan dasar perhitungan
penetapan pajak yang wajib dipungut. Rakyat diwajibkan untuk membayar pajak
tepat waktu.
Proses Masuknya Islam ke Indonesia
Indonesia merupakan wilayah yang
terkenal dengan rempah-rempahnya, sehingga banyak para pedagang maupun
saudagaar dari seluruh Dunia datang ke wilayah Indonesia, tidak terkecuali
bangsa Arab (Muslim). sambil berdagang mereka para pedagang muslim sembari
berdakwah di Wilayah Indonesia untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada para
penduduk di Indonesia.
Menurut beberapa sejarawan, pada
abad ke-13 Masehi, Islam telah masuk ke Nusantara yang di bawa oleh para
pedagang muslim. Dan untuk lebih jelasnya para ahli memiliki perbedaan dalam
pendapat. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh Kepulauan
Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak menghasilkan
peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang sangat beraneka
ragam. Peninggalan-peninggalan itu antara lain
tempat ibadah, keraton, batu nisan, kaligrafi, seni
pahat, seni pertunjukan, tradisi/upacara, dan karya sastra.Dan setidaknya terdapat 3 teori tentang masuknya Islam ke
Nusantara.
A.
Teori Masuknya Islam Ke Indonesia
Menurut
beberapa sejarawan, pada abad ke-13 Masehi, Islam telah masuk ke Nusantara yang
di bawa oleh para pedagang muslim. Dan untuk lebih jelasnya para ahli memiliki
perbedaan dalam pendapat..Dan
setidaknya terdapat 3 teori tentang masuknya Islam ke Nusantara.
Sejarah, Teori dan Proses Masuknya
Islam Ke Indonesia
1.Teori
Gujarat
Teori
Gujarat dipelopori oleh ahli sejarah yang bernama Snouck Hurgronje, beliau
menuturkan bahwa masuknya Agama Islam ke Indonesia dibawa oleh para pedagang
Gujarat pada abad ke-13 M.
2.Teori
Persia
Teori
Persia dipelopori oleh P.A Husein Hidayat, yang menyatakan bahwa masuknya Agama
Islam ke Indonesia dibawa oleh pedagan Persia (Iran), hal tersebut berdasarkan
kesamaan antara kebudayaan Islam di Indonesia dengan yang ada di Persia.
3.Teori
Mekkah
Menyatakan
bahwa masuknya Islam ke Indonesia langsung dibawa para pedagang Mekkah, teori
ini berdasarkan dari sebuah cerita dari China yang menyatakan bila pada abad
ke-7 sudah terdapat perkampungan Muslim dipantai barat Sumatera.
B. Perngaruh Budaya
Islam ke Indonesia
Dilihat
dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya
arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai
berikut.
a)
Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
b)
Pondasinya kuat dan agak tinggi.
c)
Ada serambi di depan atau di samping.
d)
Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya
arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
a)
hiasan kaligrafi;
b)
kubah;
c)
bentuk masjid.
Adapun
bangunan masjid kuno yang beratap tumpang, antara lain sebagai berikut
1)
Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
a)
Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16.
b)
Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta dibangun pada abad ke-18.
c)
Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada abad ke-17.
2)
Masjid beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.
a)
Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.
b)
Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda, yakni pada abad ke-17.
c)
Masjid Jepara
d)
Masjid Ternate
3)
Masjid beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada abad ke-17.
Makam
khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya
yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli
Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan
keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya
Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit
(Tuban).
Akulturasi
bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang
memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang
indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit.
Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada
masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.
Seni
sastra Indonesia di zaman Islam banyak terpengaruh dari sastra Persia. Di
Sumatra, misalmya menghasilkan karya sastra yang berisi pedoman-pedoman hidup,
seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman dan 1001 Malam.
Di
samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti Hikayat Pandawa Lima, Hikayat
Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu) muncul lagi dalam bentuk
Islam, seperti Hikayat Panji Semirang.
Hasil
seni sastra, antara lain sebagai berikut.
1)
Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran tasawuf. Contohnya ialah Suluk
Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan
suluk ialah primbon yang isinya bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari
baik dan buruk, pemberian makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.
2)
Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
3)
Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah. Misalnya Babad Tanah Jawi isinya
sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang pembagian Mataram menjadi Surakarta
dan Yogyakarta dan sebagainya.
4)
Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup, seperti Taj us
Salatin dan Bustan us Salatin.
Pada
zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan kalender Islam dengan perhitungan
atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H)
bertepatan dengan tahun 622 M. Sementara itu, di Indonesia pada saat yang sama
telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang didasarkan atas peredaran
matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M.
Pada
tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan berlakuknya tahun
Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan ( 1 tahun =354 hari). Dengan
masuknya Islam maka muncul sistem kalender Islam dengan menggunakan nama-nama
bulan, seperti Muharram (bulan Jawa; Sura),Shafar (bulan Jawa; Sapar), dan
sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun Hijrah (H).
Akulturasi
pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara
Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yang diiringi
sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan membaca Al Qur'an yang
berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.
Pada
zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap sebagai titisan
dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa yang dikatakan raja
adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam, pola tersebut masih berlaku hanya
dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa tunggal karena dianggap sebagai
khalifah, segala perintahnya harus dituruti.
Masuknya Budaya Modern ke Indonesia
Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang idah
dan mempesona sehingga banyak orang asing atau turis yang datang untuk
menikmati keindahan alam yang ada di Indonesia.
Dengan adanya turis atau orang asing dari negara
lain sehingga membawa berbagai pengaruh positif dan negative baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh pengaruh negatif dari kebudayaan
asing adalah gaya hidup (lifestyle) orang asing dari cara bergaul
sampai cara berpakaian mereka. Sedangkan contoh positif dari budaya asing
adalah teknologi yang lebih modern dan lebih maju dibandingkan dengan negara
Indonesia
A. Pengaruh Budaya Modern di Indonesia
A.
Cara
Berkomunikasi
Berkembangnya
teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang besar dalam cara kita
berkomunikasi. Dulu kita sering melakukan surat-menyurat, dikirim terus
menunggu balasan, kalau apes mungkin surat kita kekirim ke orang lain.
Kalau sekarang sangat mudah, pakai smartphone ataupun Komputer kita bisa
berkomunikasi secara kilat dengan berbagai media aplikasi.
B.
Pakaian
Karena
pengaruh modernisasi dan globalisasi, masyarakat mulai mengubah cara berpakaian
mereka. Tadinya masyarakat kerap memakai baju tradisional atau baju adat daerah
masing-masing, kalau sekarang mereka memakai baju bisa karena mengikuti trend
atau sekedar ingin mengenakan sesuai selera mereka.
C.
Gaya Hidup
Gaya hidup
kebanyakan orang juga berubah, ada yang menjadikan sebagai gaya hidup yang baik
seperti vegetarian. Namun ada pula yang sesat seperit mengkonsumsi narkoba.
D.
Westernisasi
Westernisasi atau kebarat-baratan sudah
bukan hal langka untuk dijumpai, bahkan diIndonesia sendiri sudah lama
terjangkit seperti masuknya budaya Halloween maupun Valentine yang controversial
E.
Masyarakat Semakin Kritis
Teknologi informasi semakin berkembang, berbagai media cetak online maupun
offline banyak beredar. Namun kita harus bisa mengolah informasi yang ada
dengan fakta yang memang benar-benar valid
.
F.
Kesenian
Karena banyaknya berbagai kesenian yang
masuk dari luar negeri, beberapa kesenian asli dari Indonesia sudah jarang
ditemukan. Namun tetap saja masih ada yang populer dan dilestarikan hingga saat
ini
.
G.
Bahasa
Contoh perubahan sosial budaya yang lainnya ialah penggunaan bahasa. Di
Indonesia sendiri banyak masyarakat yang sudah kurang peduli terhadap bahasa
daerah mereka, bisa buktiin sendiri deh berapa orang yang bisa pelajaran bahasa
daerah di sekolamu
H.
Budaya
Sudah banyak contoh budaya yang berubah akibat perubahan sosial budaya, dari
perayaan yang sebelumnya tidak ada di Indonesia seperti valentine, budaya
merayakan ulang tahun dan sebagainya. Selain itu banyak anak muda yang suka
budaya Jejepangan seperti Cosplay.
Daftar Pustaka
http://www.cpuik.com/2013/06/masuk-dan-berkembangnya-agama-serta.html
http://www.buddha.id/2015/08/awal-sejarah-masuknya-agama-buddha-di.html
http://izalewat.weebly.com/history/pengaruh-agama-dan-kebudayaan-hindu-budha-di-indonesia
http://www.seputarpendidikan.com/2015/11/sejarah-teori-dan-proses-masuknya-islam-ke-indonesia.html
http://www.materisma.com/2014/09/akulturasi-kebudayaan-indonesia-dan-islam.html
Wardaya.2009.SEJARAH UNTUK SMA KELAS
XI (PROGRAM IPS).Jakarta:Cakrawala.
Mustofa,SH.2009.SEJARAH UNTUK SMA
KELAS XI (PROGRAM IPS).Jakarta:Cakrawala.Grahadi.